Bersama Membangun Generasi Bangsa. Berisi tentang tips dan trik peran orang tua dan perkembangan anak

Tuesday 24 March 2015

Fakta Penyakit Diare Pada Anak

Fakta Penyakit Diare Pada Anak

Dunia anak adalah dunia bermain. Mereka senang bermain dengan benda apapun yang mereka sukai, tak peduli apakah benda yang berasal dari lingkungan yang kotor. Sehingga secara sengaja atau tidak, ketika bermain mereka terinfeksi bacteri E coli. Bakteri ini adalah bakteri yang memnyebabkan terjadinya penyakit diare. Bakteri ini akan menyerang sistem pecernaan yang mengakibatkan proses pecernaan terganggu degan terlihat seringnya buang air besar. Dengan sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, kemungkinan anak akan tercemar penyakit dan masalah ini akan semakin membesar. Diare pada anak merupakan penyakit yang serius dan segera ditangani. Hal ini mengacu pada data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dimana rata-rata balita di Indonesia mengalami diare 2-3 kali per tahun. 

Penyebab
Penyebab diare pada anak dapat disebabkan beberapa faktor seperti : 
  1. Infeksi (virus, bakteri, maupun parasit). Ada beberapa penyebab diare, yakni virus (sekitar 50 - 70%) Rotavirus, bakteri (25%) E.Coli, shigela vibriocholera, salmonela, serta protozoa (5%) cryptosporidium. Anak bisa tertular kuman-kuman penyebab diare ini melalui makanan yang tercemar.
  2. Alergi makanan, 
  3. Sensitivitas terhadap obat-obatan, 
  4. Terlalu banyak mengonsumsi jus.
Gejala
Diare adalah penyakit yang gejalanya dapat dilihat karena diare adalah sebuah penyakit yang menyerang saluran pencernaan. 
  1. Diare pada anak ditandai dengan buang air besarnya lebih encer dan lebih sering dari biasanya. 
  2. Bahkan, tinja anak yang mengalami diare dapat mengandung lendir dan darah, tergantung penyebabnya. 
  3. Gejala penyerta diare lainnya adalah demam dan muntah. Kadang gejala muntah dan demam bisa mendahului gejala mencretnya. 
  4. Diare bisa dideteksi ketika anak mengeluarkan fases atau buang air besar lebih dari 4 kali dalam sehari.
Akibat
Mencret dan muntah yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) ringan pada anak. Jika tidak segera diatasi maka dehidrasi dapat bertambah berat dan timbul gejala seperti anak tampak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri, mata tampak cekung, ubun-ubun cekung (pada bayi), bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis. Diare dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak diberikan terapi gizi yang semestinya. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh sendiri asalkan dicegah dari dehidrasi yang merupakan penyebab kematian.

Pada dehidrasi ringan, berat badan anak turun sekitar 0 - 5%, namun ia masih bisa beraktivitas (misalnya, jalan-jalan). Pada dehidrasi sedang, berat badan anak akan turun sebanyak 5 - 10%, ia merasa kehausan dan masih bisa duduk. Jika sudah dehidrasi berat, berat badan anak turun lebih dari 10%. Selain itu, ia merasa lemas, haus berat dan sering mengigau.

Pengobatan
1.  Rehidrasi yaitu mengganti cairan yang hilang. Ini dapat dilakukan melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat). 
2. Pemberian makanan yang tepat. Berikan makanan yang mudah dicerna seperti bubur atau nasi tim,  termasuk pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu formula.
3. Jangan memberikan anak, makanan yang dapat memicu bertambahnya diare seperti makanan yang digoreng, pemanis buatan, dan kubis.
4. Bila gejala dehidrasi muncul berikan larutan berikut sebegai pertolongan pertama di rumah. 
  • Larutan Garam-Gula : Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir,seperempat sendok teh garam dapur dan 1 gelas (200 ml) air matang. Setelah diaduk rata pada sebuah gelas diperoleh larutan garam-gula yang siap digunakan.
  • Larutan garam Tajin : Bahan terdiri dari 6 (enam) sendok makan munjung (100 gram) tepung beras, 1 (satu) sendok teh (5 gram) garam dapur, 2 (dua) liter air. Setelah dimasak hingga mendidih akan diperoleh larutan garam-tajin yang siap digunakan.
5. Berikan anak suplemen Zinc untuk meningkatkan kekebalan dinding usus besarnya.
6. Segera bawa ke rumah sakit, jika :
  • Diare berlangsung lebih dari 2 hari
  • Beberapa kali mengeluarkan tinja cair dalam 1 jam.
  • Tinja yang keluar berwarna kemerahan, artinya bercampur darah. 
  • Sering muntah-muntah.
  • Tubuh anak demam hingga lebih dari 39 derajat Celcius.
  • Anak haus tapi menolak ketika diminta minum cairan atau air. 
  • Kedua mata cekung ke arah dalam.
  • Tubuh sangat lemas, bahkan sampai tidak memiliki tenaga. 
  • Sering mengantuk atau tidak merespons Anda.
Kemungkinan terjadinya diare pada anak cukup besar. Sebaiknya jangan panik, namun juga jangan meremehkan. Segera lakukan tindakan pertolongan pertama begitu mengetahui anak mengalami diare agar tak semakin parah. Penuhi kebutuhan gizi pada anak untuk memperkuat kekebalan tubuhnya karena ini adalah salah satu pencegah diare yang paling baik.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Fakta Penyakit Diare Pada Anak

0 comments:

Post a Comment